Tanggamus -SERGAPLAMPUNG- Dana Besar yang di kucurkan pemerintah salah satu tujuannya guna mengentaskan kemiskinan ekstrim dan memberdayakan masyarakat sangatlah menggiurkan sehingga membuat beberapa oknum kepala desa di kab. Tanggamus tergoda untuk memainkannya demi mendapatkan ke untungan besar, Sabtu (16/12).
Modus yang dilakukan oknum-oknum kades nakal tersebut penggelembungan anggaran (mark up) atau penentuan sebuah harga dari sebuah produk (barang) untuk menentukan harga jual dan tetap menghasilkan pendapatan dari barang tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun salah satu item diduga kuat kepala desa muhamad Yusuf bersama sekdes korupsikan dana bantuan kelompok wanita tani (kwt) karena desa menganggarkan tujuh puluh enam juta empat ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah. (76.477.000.00) sedangkan menurut ketua kwt seluruh realisasi sejak awal hanya sekitar tiga puluh juta termasuk bikin baju seragam (30.000.000.00).
Seperti yang dikatakan oleh Isma nuryana selaku ketua kelompok wanita tani (kwt) kepada pewarta beberapa hari lalu, dirinya tidak mengetahui berapa sebenarnya pemerintah desa (pemdes) menganggarkan untuk kelompok wanita tani (kwt), yang penting kalo kwt mau tanam apa misalkan, kacang atau apa, apa yang kami butuhkan sampai panen kami minta ke desa, nanti desa yang siapkan.
” Saya tidak tau berapa nilai yang di anggarkan untuk (kelompok wanita tani), pokoknya kalo kami butuh apa nanti kami minta ke desa, misalkan kami mau tanam apa, pokoknya apa yang dibutuhkan sampai panen, Kalau di global dari pembelian bibit pupuk dan alat alat pertanian seperti teng semprot obat-obatan dan pupuk sejak awal pertama kami tanam kira kira semuanya itu tiga puluh jutaan lah (30.0000.000.00) soalnya kami juga kan di bikinkan baju seragam pertanian pas ada acara bupati kemarin itu pak, ” ujar ketua kwt yang terlihat lugu.
Sekdes kejayaan saat di temui pewarta diruangan kerjanya seakan tidak ingin dikonfirmasi dan menariknya sekdes meninggalkan awak media dengan alasan akan menunaikan sholat dzuhur tapi setelah ditunggu hampir satu jam lamanya guna melanjutkan konfirmasi sekdes tersebut belum juga keluar dari ruangan tempatnya menunaikan sholat, hal demikian disinyalir sudah menjadi senjata dan jurus dalam melancarkan aksinya untuk menghindar dari konfirmasi.
Meskipun sekdes sempat menjawab beberapa pertanyaan dari pewarta yang berbeda dengan kenyataan di lapangan, seperti yang dikatakan dibawah ini.
” Untuk tahun 2022 terkait pengadaan bibit pokat semuanya dibagikan kepada warga dan itu masih jaman pj, 2022 itu masih jaman covid-19 karna instruksi dari atasan.
Padahal menurut salah satu warga kajayaan yang tempat tinggalnya bahkan tidak jauh dari rumah kades mengatakan jika dirinya tidak pernah mendapatkan bibit pokat yang dibagikan oleh pemerintah desa.
Di hari yang berbeda Muhamad Yusuf selaku kades kejayaan ketika dikonfirmasi mengatakan.
” Untuk kwt itu kami membantu bibit seperti kangkung, kacang tanah, bawang adas, pupuk, dan seragam. dan untuk beberapa kilo nya (rinciannya) ga ada di saya, saya mengetahui dan merencanakan, kalau rinciannya saya gak ada kayaknya harus buka data dulu bang,” terangnya.
Menanggapi hal di atas, demi menyukseskan program anti korupsi tim media akan melaporkan kakon kejayaan beserta sekdesnya ke kejaksaan negeri (Kejari) agar dilakukan audit kembali atas realisasi dana desa pekon kejayaan sejak tahun 2020 sampai 2023 agar tidak mencederai kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
beberapa gabungan lembaga dan aktivis juga akan ikut mengawal proses nya nanti sampai terang benderang.
Dan jika nanti terdapat kerugian negara yang kira-kira tidak masuk akal maka tim media juga akan ambil langkah lain sesuai peraturan yang berlaku bisa saja APIP juga ikut di laporkan ke APH (Kejari) atas dugaan ada main kongkalikong dengan oknum kades jika benar hasil audit nanti tidak sesuai fakta.
(Tim)